MODEL-MODEL ANALISIS WACANA KRITIS
- SARA MILLS
Titik perhatian Sara Mills terutama pada wacana mengenai feminisme yaitu bagaimana wanita ditampilkan dalam teks, baik dalam novel, gambar, foto, ataupun dalam berita. Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh Sara Mils sering juga disebut sebagai perspektif feminis. Titik perhatian dari perspektif wacana feminis adalah menunjukkan bagaimana teks bias dalam menampilkan wanita. Sara Mills lebih melihat pada bagaimana posisi-posisi aktor ditampilkan dalam teks. Selain posisi-posisi aktor dalam teks, Sara Mills juga memusatkan perhatian pada bagaimana pembaca dan penulis ditampilkan dalam teks. Sehingga pada akhirnya cara penceritaan dan posisi-posisi yang ditampilkan dan ditempatkan dalam teks ini membuat satu pihak menjadi legitimate dan pihak lain menjadi illegimate.
A. Posisi: Subjek-Objek
Bagaimana satu pihak, kelompok, orang, gagasan, atau peristiwa ditampilkan dengan cara tertentu dalam wacana berita yang mempengaruhi pemaknaan ketika diterima oleh khalayak. Mills lebih menekankan pada bagaimana posisi dari berbagai aktor sosial, posisi gagasan, atau peristiwa itu ditempatkan dalam teks, posisi tersebut pada akhirnya menentukan bentuk teks yang hadir ditengah khalayak.Wacana media bukanlah sarana yang netral, tetapi cenderung menampilkan aktor tertentu sebagai subjek, yang mendefinisikan peristiwa atau kelompok tertentu. Posisi itulah yang menetukan semua bangunan unsur teks, dalam arti pihak yang mempunyai posisi tinggi untuk mendefinisikan realitas akan menampilkan peristiwa atau kelompok lain dalam bentuk struktur wacana tertentu yang akan hadir pada khalayak.
B. Posisi Pembaca
Bagaimana posisi pembaca ditampilkan dalam teks. Dalam suatu teks posisi pembaca sangatlah penting dan haruslaah diperhitungkan dalam teks. Model yang diperkenalkan Mills, teks adalah suatu hasil negosiasi antara penulis dan pembaca. Oleh karena itu, pembaca disini tidaklah dianggap semata sebagai pihak yang hanya menerima teks, tetapi juga ikut melakukan transaksi sebagaimana akan terlihat akan teks. Bagi Mills, membangun suatu model yang menghubungkan antara teks dan penulis disatu sisi dengan teks dan pembaca disisi lain, mempunyai sejumlah kelebihan.
- Akan secara komprehensif melihat teks bukan hanya berhubungan dengan faktor produksi tetapi juga resepsi.
- Posisi pembaca disini ditempatkan dalam posisi yang penting. Hal ini karena teks memang ditujukan secara langsung atau tidak berkomunikasi dengan khalayak.
Berita bukanlah semata hasil produksi dari awak media atau wartawan, dan pembaca tidaklah ditempatkan semata sebagai sasaran, karena berita adalah hasil negosiasi wartawan dengan pembaca. Oleh karena itu, dalam mempelajari konteks tidak cukup hanya konteks dari sisi wartawan, tetapi perlu juga mempelajari konteks dari sisi pembaca.
C. Kerangka Analisis
Sara Mills dengan memakai analisis Althusser lebih menekankan bagaimana aktor diposisikan dalam teks. Posisi ini dilihat sebagai bentuk pensubjekan seseorang: satu pihak mempunyai posisi sebagai penafsir sementara pihak lain yang menjadi objek yang ditafsirkan. Secara umum, ada dua hal yang diperhatikan dalam analisis.
- Bagaimana aktor sosial dalam berita tersebut diposisikan dalam pemberitaan sapa pihak yang diposisikan sebagai penafsir dalam teks untuk mamaknai peristiwa dan apa akibatnya.
- Bagaimana pembaca diposisikan dalam teks. Teks berita dimaknai disini sebagai hasil negosiasi antara penulis dan pembaca. Disini tentu saja bisa bermakna khalayak macam apa yang diimajinasikan oleh penulis untuk ditulis.
- TEUN VAN DJIK
Model yang dipakai oleh van Dijk sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Perlu juga dilihat bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. Wacana oleh van Dijk mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu satuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan tema tertentu. Pada level kognisi sosial, dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan koteks sosial, mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.
A. Analisis Sosial
Kognisi sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi oleh individu/kelompok pembuat teks. Cara memandang atau melihat suatu realitas sosial itu yang melahirkan teks tertentu. Analisis sosial melihat bagaiman teks itu dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana. Ketiga dimensi ini merupakan bagian yang integral dan dilakukan secara bersama-sama dalam analisis van Dijk.
B. Teks
Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur atau tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro: makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur merupakan struktur wacana berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro, adalah makana wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, dan gambar.
- NORMAN FAIRCLOUGH
Analisis Norman Fairclough, bagaimana menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Dia berusaha membangun suatu model analisis wacana yang mempunyai kontribusi dalam analisis sosial dan budaya, sehingga ia mengkombinasikan tradisi analisis tekstual dengan konteks masyarakat yang lebih luas. Titik perhatiannya adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Bahasa secara sosial dan historis adalah bentukan, dalam hubungan dialektik dengan struktur sosial. Analisis harus dipusatkan pada bagaimana bahasa itu terbentuk dan dibentuk dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu. Bahasa sebagai praktik sosial mengandung sejumlah implikasi.
Pertama, wacana adalah bentuk tindakan, seseorang menggunakan bahasa sebagai suatu tindakan pada dunia dan khususnya sebagai bentuk representasi ketika melihat dunia atau realitas.
Kedua, model mengimplikasikan adanya hubungan timbal balik antara wacana dan struktur sosial. Analisa teks menurut Fairclough dilihat dari tiga unsur berikut :
Unsur
|
Yang ingin dilihat
|
Representasi
| Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan, atau apapun ditampilkan dan digambarkan dalam teks |
Relasi
| Bagaimana hubungan antara wartawan, khalayak, dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam teks |
Identitas
| Bagaimana identitas wartawan, khalayak, dan partisipan berita ditampilkan dan digambarkan dalam tek |
PERBANDINGAN MODEL-MODEL ANALISIS WACANA
Persamaan model-model analisa wacana di atas : pertama, ideologi menjadi bagian yang sentral bahkan bagian terpenting dari analisi semua model. Kedua, semua model berpandangan kekuasaan menjadi bagian yang sentral dalam setiap analisis. Ketiga, semua model berpandangan bahwa wacana dapat dimanipulasi oleh kelompok dominan atau kelas yang berkuasa dalam masyarakat untuk memperbesar kekuasaannya. Keempat, unit bahasa untuk mendeteksi ideologi dalam teks. Perbedaan terutama terletak pada bagaimana hubungan antara teks dengan konteks sosial masyarakat. Secara umum ada tiga tingkatan analisis dalam analisis wacana yaitu: mikro, meso, dan makro. Analisis mikro yaitu analisis pada teks semata yang dipelajari terutama unsur bahasa yang dipakai Analisis meso yakni analisis pada diri individu sebagai penghasil teks, terrmasuk juga analisis pada sisi khalayak sebagai konsumen teks. Analisis makro yakni analisis struktur sosial ekonomi, politik, dan budaya masyarakat. Model Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, Tony Trew Theo van Leeuwen, Sara Mills, menggunakan tingkat analisis mikro dan makro, sedangkan Van dijk dan Norman Fairclough menggunakan analisis mikro, meso, dan makro.
Model Roger Fowler dkk, dan Theo Van Leeuwen memusatkan analisisnya terutama pada keterkaitan pada analisis ditingkat makro dan analisis di tingkat mikro. Sementara model Sara Mills dipertanyakan bagaimana subjek membentuk dan memposisikan subjek pada posisi tertentu. Bagaimana pembaca ditempatkan dalam relasi sosial tertentu yang seringkali timpang dalam hubungan sosial. Pada model van Dijk dan Fairclough bukan semata memasukkan konteks sebagai variabel penting dalam analisis tetapi juga analisis pada tingkat meso, bagaimana konteks itu diproduksi dan dikonsumsi. Baik Van Djik maupun Fairclough menyadari adanya kesenjangan yang besar diantara teks yang sangat mikro dan sempit dengan masyarakat yang luas dan besar. Analisis wacana pad dasarnya ingin memperlihatkan bagaimana pertarungan-pertarungan kekuasaan yang ada di masyarakat.
Baca Juga : Critical Discourse Analysis (CDA) Dan konsep dasar Critical Discourse Analysis (CDA)
Baca Juga : Critical Discourse Analysis (CDA) Dan konsep dasar Critical Discourse Analysis (CDA)
DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto. 2001, Analisis Wacana- Pengantar Analisis Teks Media, LKIS, Yogyakarta
Sobur, Alex. 2001, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Remaja Rosdakarya, Bandung.