This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

VOX POP RADIO

SUMBER
Radio itu berhubungan dengan pendengarnya. Seringkali, mereka dikasih kesempatan berbicara. Reporter pergi mencari mereka di tempatnya berada, di jalan. Inilah yang dinamakan vox pop.

Durasi vox pop

1 menit 30 detik. Atau kurang, bila redaksi menentukan 1 menit.

Definisi vox pop

Vox pop berupa dokumen audio yang mengumpulkan, berkat montase, jawaban sederet orang atas satu pertanyaan yang sama.

 Siapa yang menyuarakan pendapatnya dalam vox pop?

Vox pop dalam bahasa Latin berarti “suara rakyat”. Jadi, orang biasalah yang bersuara dalam vox pop. Bukan menteri, pengacara, direktur, jenderal, atau pun pemimpin agama.

Di mana vox pop diadakan?

Di mana ada orang-orang biasa: di jalanan, di pasar, dan lain-lain.

Berapa orang yang bersuara dalam vox pop?

Rata-rata enam orang sudah bagus. Masing-masing berbicara selama sekitar 15 detik. 6 X 15 detik = 1 menit 30 detik. Jika anda memilih format yang lebih pendek: 4 sampai 5 orang sudah cukup.

Bagaimana membuat vox pop secara praktis?

Vox pop bukanlah angket, tidak berpretensi ilmiah sama sekali. Tapi merupakan ilustrasi, gambaran. Maka, pernyataan semacam ini haruslah dihindari: penduduk kota ini atau kawasan ini menolak mentah-mentah opsi tersebut, seperti yang dinyatakan oleh warga-warga ini.
Seperti dalam liputan, vox pop disertai peluncur yang menyebutkan siapa apa di mana kapan, pertanyaan yang diajukan, sudut pandang. Reporter menulis peluncurnya, penyiar menulisnya ulang untuk memadukannya dengan suaranya sendiri.

SUMBER 

MENULIS ARTIKEL RADIO

Artikel radio adalah artikel singkat—paling banyak 25 baris. Durasinya: kurang dari satu menit. Teks inilah yang ditulis dan dibacakan wartawan dengan suaranya. Bisa secara langsung atau rekaman. Saat tugas liputan, lewat telepon. Tapi bagaimana pun keadannya, artikel memiliki struktur: bagian awal, tengah, serta akhir. Kalimat penambat, penerjun. Jangan sampai mengulang yang sudah disebut dalam peluncur. Artikel menjawab pertanyaan Bagaimana atau Mengapa.

Kapan artikel diperlukan?

Dua faktor memicu dibuatnya artikel untuk menggarap suatu topik bahasan:

  • Kebutuhan. Lawan bicara anda menolak untuk direkam, tapi bersedia memberikan informasi. Atau, tidak ada yang dapat ditanyai, anda tidak punya sumber lisan.
  • Ketentuan penulisan. Kadang-kadang lebih baik membuat artikel daripada membuat suara. Misalnya, anda harus menganalisis atau menjelaskan topik yang rumit.

Jenis-jenis artikel

Terdapat dua jenis “artikel”:

  • Artikel di meja ialah yang ditulis tanpa meliput ke luar. Wartawan bekerja di kantor redaksi. Ia menggarap informasi-informasi yang diterimanya dari berbagai sumber. Yang paling sering digunakan adalah info-info kilat dari agensi-agensi, artikel-artikel koran, macam-macam teks dan dokumen. Informasi itu dilengkapi oleh wartawan dengan pencarian di internet dan lewat telepon.
  • Artikel liputan ialah hasil dari liputan. Untuk membuatnya, reporter mengumpulkan informasi di lapangan. Mengamati, mencatat, mengajukan pertanyaan mengenai topik yang sedang diminatinya.

Sebelum menulis artikel:


  • Pastikan terlebih dahulu tidak ada elemen yang kurang, dan bahwa anda menguasai materinya. Kemudian, bahan yang terkumpul itu dipilah-pilah dan ditata. Pusatkan perhatian pada sudut pandang yang harus digarap. Untuk itu, jauhkan segala hal yang tidak ada kaitannya dengan sudut pandang tersebut.
  • Sisihkan informasi-informasi yang akan digunakan oleh penyiar untuk meluncurkan artikel anda, lalu tulislah peluncurnya.
  • Siapkan dalam urutan apa anda akan menulis rangkaian informasinya: harus logis, memudahkan pemahaman pendengar. Tentukan dengan teliti informasi pertama dan informasi terakhir, penerjang dan penerjun.

Menulis artikel

Untuk menulisnya, lihat Lembaran 6 dan 7, MENULIS UNTUK RADIO. Tulislah artikelnya sambil dibisikkan agar sesuai dengan nada bicara di radio.

Setelah menulis artikel

Kerjakan tata-letaknya. Gunakan huruf-huruf besar (dan jarak antar-baris rangkap tiga). Buatlah pembagian teks berdasarkan alur maknanya. Tandai tempat di mana anda bisa bernapas. Teks yang tata-letaknya bagus berpeluang besar untuk dibawakan dengan bagus pula saat mengudara.

Jangan lupa pengucapan

Bacalah berulang-kali artikel anda sebelum masuk studio atau sebelum direkam, suarakanlah, ucapkanlah dengan suara lantang.
Apabila artikel anda merupakan hasil dari liputan di lapangan, bacalah ulang sambil memikirkan: apakah saya bisa menulis artikel yang serupa jika hanya tinggal di kantor atau lewat telepon? Kalau jawabannya iya, berarti artikel anda perlu ditulis ulang!!!


SUMBER 

PRINSIP UTAMA JADI PENYIAR RADIO

Radio merupakan media yang “panas”. Panas dalam artian informasi yang diberikan masih panas, masih menggelegak, saat peristiwanya sedang berlangsung. Panas juga dalam artian bahwa di sini seorang manusialah, pria atau wanita, yang berbicara kepada pria atau wanita lainnya, muda, dewasa, atau lanjut usia. Suara seseorang. Akan tetapi, waspadailah kecepatan ini. Jangan pernah menyebarkan desas-desus, atau “kata orang”. Setiap informasi harus dipastikan kebenarannya, ini mutlak. Sejarah telah memperlihatkan betapa dalamnya dampak dari ketidakhormatan terhadap obyektivitas dan keakuratan.

Nada di radio

Dalam kehidupan, kita berbicara. Di radio, kita berbicara lebih lambat. Namun, kita harus memicu terciptanya gambaran, harus menceritakan, harus mendeskripsikan. Kita harus hidup, bukan menjadi mesin penutur. Harus menemukan gaya sederhana yang sesuai dengan diri kita. Dengan beberapa patah kata saja, seorang reporter mendeskripsikan alun-alun kosong yang terburu-buru ditinggalkan oleh kerumunan orang, dan anda melihatnya! Memiliki gaya dan pesona saat mengudara, ini menuntut latihan dan latihan tanpa henti.

Menghormati orang

Pekerjaan kita adalah memberikan kesempatan berbicara kepada orang-orang, membiarkan mereka menyuarakan pendapat. Publik berhak mengetahui kebenaran. Tetapi, setiap individu berhak atas martabat dan kehidupan pribadinya. Di Eropa dan di Amerika Serikat, terdapat undang-undang sangat ketat yang menghukum pelaku fitnah dan pencemaran nama baik.

Keakuratan

Segalanya diperiksa. Periksalah informasi yang diberikan sumber pertama lewat sumber kedua. Jika masih sangsi, diperiksa lagi. Yang anda bahas saat mengudara itu haruslah “fakta yang sudah dipastikan kebenarannya”. Anda harus merinci, setiap patah kata harus tepat, misalnya saat mengutip seorang politikus.

Keseimbangan

Upayakan agar pendapat-pendapat yang disajikan itu beraneka-ragam, terutama untuk persoalan yang kontroversial, sosial, politik, ekonomi…

Kejelasan

Kesibukan dari sebagian terbesar pendengar anda adalah bertahan hidup. Bahasa mereka sederhana. Jika mereka tidak mampu mengerti perkataan anda, artinya seluruh penggalian materi yang sudah anda lakukan itu akan sia-sia.

 Jangan mengomentari

Komentar dalam artian anda menilai atau menghakimi. Anda tidak berada di sana untuk itu. Cukup ungkapkan fakta saja.

Melindungi narasumber

Menginformasikan publik itu lewat pencarian kebenaran. Disebarnya informasi-informasi peka dapat mengusik orang-orang, ataupun organisasi-organisasi, tidak tergantung pada jenisnya. Agar dapat mempublikasikan informasi peka, terkadang kita harus menjamin kepada orang yang menyuarakannya di radio bahwa identitasnya dirahasiakan. Untuk kasus seperti ini, kita bilang bahwa wartawan harus “melindungi sumber-sumber informasinya”. Artinya, menjamin kepada orang-orang yang memberikan informasi bahwa mereka melakukannya dalam kerahasiaan mutlak. Hati-hati: prosedur ini digunakan dalam keadaan luar biasa, dalam kasus tertentu saja di mana teknik itu satu-satunya cara untuk menyebarkan informasi yang teramat penting.

Tetaplah berhubungan dengan redaksi

Ini berlaku dalam zona konflik, tapi juga di masa damai. Di kantor, untuk persiapan siaran berita, para penyiar dan kepala redaksi perlu mengetahui pekerjaan anda sudah sampai mana.


SUMBER 

PROGRAM RADIO

Program radio yang bisa kita nikmati setiap saat itu membutuhkan kegiatan produksi yang akan melibatkan elemen-elemen tertentu di dalamnya. Adalah hot clock dan rundown, yang menjadi rambu-rambu bagi program radio agar tidak keluar jalur. Kedua hal tersebut menjadi tanggung jawab seorang program director, karena kesuksesan sebuah program tentu akan bermula dari perencanaan dan pengaturan elemen-elemen yang baik dalam sebuah program tersebut. Hot clock dan rundown itu disusun berdasarkan jenis programnya. Walau terdapat beberapa pendapat yang berbeda mengenai pembagian jenis-jenis program radio, namun pada dasarnya secara umum program radio terbagi menjadi 2; yaitu (1) hiburan – dalam hal ini musik, dan (2) non hiburan, atau informasi – dalam hal ini non-musik.

Sebuah konsep yang juga tak bisa dilepaskan dari produksi program radio adalah kreativitas. Kreativitas ini meliputi unsur kebaruan, berbeda, namun orisinil. Kreativitas inilah yang menentukan apakah program radio tersebut akan berumur panjang atau tidak.

Yang tidak kalah penting dalam produksi siaran radio adalah naskah radio atau radio script. Mungkin banyak yang menganggap naskah radio sangat tidak penting. Namun, dengan menggunakan rumus ‘back to the basic’, naskah radio menjadi sangat penting karena memberikan banyak manfaat bagi perkembangan suatu program.

Kegiatan produksi radio tentunya adalah tugas dari tim produksi. Adapun kegiatan produksi radio antara lain :
  1. Produksi Siar/program
  2. Produksi Musik
  3. Produksi Spot Jinggle
  4. Produksi Iklan
1. Copyright
Copyright adalah

2. Copy Writing Radio
Berbeda dengan Copyright yang ada hubungannya dengan hak cipta atau dalam arti semua tulisan (karya) yang ada copyrightnya, tidak boleh di perbanyak atau dibagikan pada siapapun tanpa seijin pemiliknya.. Akan tetapi copywriting adalah seni dan ilmu menuliskan kata-kata untuk mempromosikan produk, bisnis, orang, atau ide, dengan teliti memilih, mengedit, menjalin dan mengkonstruksi kata-kata tersebut sehingga dapat mengajak/menggugah pembacanya untuk melakukan aksi tertentu yang diharapkan. Berikut adalah yang perlu copywriting :
1. Naskah Station ID
2. Naskah Iklan
3. Naskah Ad-lib
4. Naskah Radio Eksposur/Promo
5. Naskah Cue Opening/Closing

  • Metode Copy Writing :
1. Konsep Dasar                       : ditetapkan dalam format tertulis.
2. Pendekatan Kreatif               : yang membawa daya tarik untuk didengar dan dipercaya
3. Konsep Bahasa Siaran          : bahasa verbal – announcement & conversation – pemanfaatan kosa kata     phonetics – sintaksis – kaedah tata-bahasa – struktur.

  • Struktur Copy Writing :
1. Opening: introduction – attention getter
2. Information: featuring problems & interest
3. Message: to solve the problems – solution (ask for action)
4. Identification: the sender

  • Formula Spot Writing :
1. Attention Getter
2. Need Step      : menunjukkan kebutuhan & problem
3. Satisfaction    : memberi informasi tentang kepuasan (kebutuhannya)
4. Visualisasi      : perlihatkan hasilnya (akibatnya), dan lain-lain
5. Action Step    : meminta untuk “action” atau membuktikannya

  • Persiapan Copy Writing :
1. Copy Writing : kerja kreatif
2. Kerja menulis bahasa verbal
3. Memahami “what to say” (product knowled-ge) dan menulis “how to say”
4. Memahami psikografi dari prospect audience
5. Memenuhi harapan AIDDA (Attention – Interest – Desire – destination – Action)
6. Memiliki perbendaharaan kata & kosa-kata


3. Langkah-langkah Membuat Station Id’s :
  1. Pelajari segment radionya (Segara Suramadu FM). Siapa pendengarnya? Bagaimana kebiasaan mereka? Apa kesukaan  utama   mereka? Ini penting untuk mendapatkan roh atau jiwa dari sebuah radio.
  2. Fahami format siarannya. Apakah hanya musik? Atau digabung dengan news? Musiknya musik apa? Dan lain-lain. Ini penting untuk mengetahui karakter dari sebuah radio.
  3. Ketahui dengan pasti dan tepat, apa identitas radionya? Apakah radio ini mempunyai tagline? Moto? Atau sejenisnya?  Jangan sampai salah menampilkan sesuatu yang bertentangan dengan tagline atau moto radio tersebut.
  4. Rancang kalimat yang singkat, jelas dan tepat sasaran sesuai dengan point 1,2 dan 3.
  5. Pilih musik instrumentalia (atau bikin sendiri lebih baik) yang sesuai dengan point 1 dan 2, serta sesuai dengan waktu ditayangkannya. Apakah ditayangkan pagi, siang, sore dan malam? Atau cocok untuk semua waktu tersebut.
4. Langkah-langkah Membuat Cue/Tune  Opening dan Closing Program:
  1. Pelajari dengan seksama jenis programnya. Apa isi programnya? Siapa pendengarnya? Apa karakter    programnya? Kalau perlu, pelajari juga karakter penyiarnya
  2. Pastikan jadwal siarannya. Apakah pagi, siang, sore atau malam?
  3. Rancanglah kalimat yang sesuai dengan point 1 dan 2.
  4. Ingat, kalimat hanya singkat tapi jelas, dan memberikan informasi yang tepat yang dibutuhkan pendengar.
  5. Pilihlah musik yang sesuai dengan point 1 dan 2, serta sesuaikan karakter musiknya untuk opening, bridging atau closing.
5. Langkah-langkah Membuat Iklan Komersial :
  1. Pelajari dengan seksama apa yang akan diiklankan. Apakah sebuah produk, jasa atau pengumuman?
  2. Pelajari dengan seksama apa tujuan iklan tersebut. Apakah perkenalan, pencitraan, memelihara produk atau menjual?
  3. Lakukan brainstorming ide (lebih baik dilakukan oleh lebih dari satu orang).
  4. Pilihlah ide yang paling kreatif dan sesuai dengan point 1 dan 2.
  5. Buatlah naskah yang terbaik berdasarkan point 3 dan 4.
  6. Lengkapi dengan sound effect  dan musik yang pas.
  7. Pilih narator dan voice over yang tepat.
6. Langkah-langkah Membuat Radio Eksposure/Promo:
  1. Pelajari dengan seksama jenis programnya. Apa isi programnya? Siapa pendengarnya? Apa karakter programnya? Kalau perlu, pelajari juga karakter penyiarnya.
  2. Pastikan jadwal siarannya. Apakah pagi, siang, sore atau malam?
  3. Ketahui dengan pasti, apa tujuan program tersebut dipromokan. Sekedar memberi tahu, mengajak mendengarkan, atau meminta pendengar ikut berinteraksi.
  4. Lakukan brainstorming ide (lebih baik dilakukan lebih dari satu orang).
  5. Pilihlah ide yang paling kreatif dan sesuai dengan point 1 dan 2.
  6. Buatlah naskah yang terbaik berdasarkan point 3 dan 4.
  7. Lengkapi dengan sound effect  dan musik serta cuplikan programnya.
  8. Pilih narrator dan voicer over yang tepat.
7. Konsep Kreatif :
  1. Idiom                  : penggambaran pesan dalam bentuk penampilan adegan
  2. Gaya                   : penyampaian dengan memakai referensi tertentu
  3. Bunyi                  : musik & SFX yang melatar belakangi pesan
  4. Imaji                   : menarik – bisa dipercaya dan menggetarkan hati
  5. Wacana              : kata-kata yang berisi pesan verbal
  6. Momentum         : memanfaatkan events tertentu
  7. Talent                 : mampu mengembangkan kreatif pesan
  8. Skill                    : pada kerja produksi rekaman
  9. USP (Unique Selling Point) : memiliki nilai jual (berbeda dengan yang lain)
  10. Waktu Siar          : disiarkan pada waktu yang “paling” tepat 

 SUMBER

Radio is the Fifth Estate


Radio bersifat right here right now karena radio tidak mengenal batas dan waktu. Radio bisa didengar dimana saja tanpa dibatasi ruang. Radio bisa didengarkan di dalam mobil, bangunan, di tempat terbuka, di warung-warung kopi, di daerah pegunungan dll. Radio bisa didengarkan pagi, siang, sore, atau malam, bahkan sekarang ini ada radio yang melakukan siarannya 24 jam.

Melalui siaran radio pesan komunikasi dapat diterima oleh pendengar dengan cepat dan mudah, dimanapun ia berada. Lebih cepat dari TV, surat kabar, majalah, tabloid. Bahkan terkadang lebih cepat dari internet. Meskipun sekarang social media seperti twitter juga terkadang lebih cepat menyampaikan informasi, namun tetap saja terbatas oleh karakter huruf, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap dan akurasinya terkadang dipertanyakan.

Keberadaan radio masih dirasakan penting bagi masyarakat. Melalui radio masyarakat bisa mendapatkan hiburan, informasi, dan berita dimanapun mereka berada dan kapanpun mereka inginkan. Radio diakui sebagai media dengan biaya paling rendah, menjangkau masyarakat terpencil, buta huruf, orang cacat, kaum miskin, kelompok menengah dan atas. Disinyalir di seluruh dunia masih ada sekitar 1 milyar orang yang tidak memiliki akses layanan radio.

Radio pantas  diberi julukan the fifth estate, karena mau tidak mau radio harus diakui memiliki power untuk mempengaruhi masyarakat, karena radio memiliki kekuatan untuk langsung mencapai sasarannya yakni pendengar. Apalagi isi siaran atau program yang akan disampaikan tidak mengalami proses yang panjang dan rumit serta terkadang tidak melalui proses jenjang editing yang kompleks dan rumit.

Setiap kalimat yang dimaksudkan untuk mempengaruhi presepsi, opini atau pilihan masyarakat tinggal ditulis di kertas atau diketik di komputer, kemudian tinggal dibacakan penyiar di corong radio dengan durasi dan waktu yang tidak terbatas. Apalagi kalau unsur kepentingan pribadi dan selera subyektif dari pemilik, pimpinan, atau crew radio secara kelompok atau perorangan juga bermain. Contohnya, penyiar , produser, pimpinan radio bersangkutan, bahkan pemilik atau pemegang sahamnya adalah simpatisan dari partai atau kelompok tertentu, maka dia akan berusaha memasukan unsur kepentingan pribadi atau kelompok tersebut dalam setiap siaran yang disampaikan.

Bisa juga karena ada unsur ketidak jujuran profesi, artinya ada crew radio yang memiliki akses dengan siaran menjual idealisme mereka dengan menerima imbalan uang atau dalam bentuk yang lain dengan maksud agar propaganda atau kepentingan dari si pembayar tersebut bisa disiarkan. Bentuknya bisa macam-macam, mulai dari adlib (kata dan kalimat) yang disampaikan penyiar, laporan reporter, atau wawancara antara penyiar dengan narasumber yang konten atau isi dan  arah wawancaranya sudah disetting untuk memenuhi kepentingan pribadi atau kelompok si pembayar.

Tentu ini bisa dikatakan perampokan ranah publik dengan menggunakan frekuensi yang dikuasakan kepada mereka untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Kalau sudah seperti ini, maka ada fungsi radio sebagai media yang harusnya memberikan pencerahan dan edukasi kepada masyarakat terabaikan.

Radio sudah menjadi target dari kepentingan politik partai. Apapun jenis radio dan program siarannya, tetap saja menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan propaganda mulai dari masyarakat kelas atas, menengah sampai bawah. Tidak heran jika kita dengar kemudian sejumlah group media yang notabene dimiliki oleh pengusaha yang terkait langsung atau terafiliasi dengan partai tertentu berusaha menggunakan radio dari group usaha mereka untuk kepentingan politik, apalagi menjelang 2014.

Ada juga lewat pesan komersial masif, seperti propaganda ketua umum partai yang menyampaikan pesan-pesan kampanyenya yang mereka bayar untuk diputar di sejumlah radio. Ada juga yang berusaha mendapatkan gelombang radio dengan membeli radio-radio yang sudah nyaris bangkrut untuk membuat radio dengan format siaran dan program siaran sesuai dengan yang mereka inginkan.

Dalam sejarah keberadaannya di negeri ini, radio memang tidak pernah lepas dari campur tangan kepentingan.  Di zaman Penjajahan Belanda, radio siaran swasta yang dikelola warga asing menyiarkan program untuk kepentingan dagang, sedangkan radio siaran swasta yang dikelola pribumi menyiarkan program untuk memajukan kesenian, kebudayaan, disamping kepentingan pergerakan semangat kebangsaan. Ketika zaman pendudukan Jepang tahun 1942, siaran radio diarahkan untuk kepentingan propaganda perang Asia Timur Raya.

Baru setelah Jepang menyerah kepada Sekutu 14 Agustus 1945 radio dikuasai oleh para pejuang sehingga dapat mengumandangkan Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia. Sejak kemerdekaan RI sampai akhir masa pemerintahan Orde Lama tahun 1965, Radio Republik Indonesia atau RRI kemudian yang berkumandang di udara mulai dari kota-kota besar sampai pelosok kampung. Siarannyapun tetap ada unsur kepentingan dari pemerintah berkuasa di zaman orde baru.

Sampai sekarangpun RRI masih menjadi target utama kepentingan politik nasional maupun lokal daerah. Maklum saja hanya RRI yang memiliki jangkauan sampai kepelosok-pelosok kampung dan masih menjadi andalan masyarakat sampai kepelosok negeri untuk mendapatkan hiburan dan informasi. Sementara siaran radio swasta terbatas pada jangkauan dan rata-rata hanya dinikmati oleh pendengar di kota-kota atau daerah yang dekat dengan perkotaan.

Bagaimanapun rupiah yang beredar untuk kepentingan politik 2014 dengan jumlah tanpa batas atau tak berseri menjadi daya tarik bagi radio-radio untuk mendapatkanya. Para pelaku radio pun berusaha mengakalinya agar pesan disampaikan tidak terlalu vulgar  dalam menggiring opini dan presepsi masyarakat atau pendengar.

Itulah radio. Media yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Siaran radio dapat ditangkap dengan mudah di rumah-rumah dari perkotaan sampai pedesaan, Siaran radio bisa didengarkan di kendaraan dari angkot sampai mobil mewah. Siaran radio melalui kekuatan suara dapat mempengaruhi imajinasi dan pola pikir yang mendengarkannya dengan cepat.

Radio adalah media beriklan dengan jangkauan cukup masif dengan biaya relatif murah. Radio ikut berperan menyebarkan berita-berita pergerakan reformasi yang meruntuhkan kekuasaan Presiden Soeharto dan Orde Baru. Radio juga digunakan untuk menggelorakan semangat perjuangan arek-arek Surabaya.

Itulah Radio. Media yang juga pantas disandingkan dengan televisi, surat kabar dan media lainnya sebagai salah satu pilar kekuatan kelima dalam sebuah negara. Radio Is The Fifth Estate.