This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

RADIO JURNALISTIK

Jurnalistik radio (radio journalism, broadcast journalism) adalah proses produksi berita dan penyebarluasannya melalui media radio siaran.
Jurnalistik radio adalah “bercerita” (storytelling), yakni menceritakan atau menuturkan sebuah peristiwa atau masalah, dengan gaya percakapan (conversational).

KARAKTERISTIK
1.Auditif. untuk didengarkan, untuk telinga, untuk dibacakan atau disuarakan.
2.Spoken Language. Menggunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan dalam obrolan sehari-hari (spoken words). Kata-kata yang dipilih mesti sama dengan kosakata pendengar biar langsung dimengerti.
3.Sekilas. Tidak bisa diulang. Karenanya harus jelas, sederhana, dan sekali ucap langsung dimengerti.
4.Global. Tidak detail, tidak rumit. Angka-angka dibulatkan, fakta-fakta diringkaskan.

PRINSIP PENULISAN
1.ELF – Easy Listening Formula. Susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama.
2.KISS – Keep It Simple and Short. Hemat kata, tidak mengumbar kata. Menggunakan kalimat-kalimat pendek dan tidak rumit. Gunakan sesedikit mungkin kata sifat dan anak kalimat (adjectives).
3.WTYT – Write The Way You Talk. Tuliskan sebagaimana diucapkan. Menulis untuk “disuarakan”, bukan untuk dibaca.
4.Satu Kalimat Satu Nafas. Upayakan tidak ada anak kalimat. Sedapat mungkin tiap kalimat bisa disampaikan dalam satu nafas.

ELEMEN PEMBERITAAN
1.News Gathering – pengumpulan bahan berita atau peliputan. Teknik reportase: wawancara, studi literatur, pengamatan langsung.
2.News Production – penyusunan naskah, penentuan “kutipan wawancara” (sound bite), backsound, efek suara, dll.
3.News Presentation – penyajian berita.
4.News Order – urutan berita.

TEKNIS PENULISAN: PILIHAN KATA
1.Spoken Words. Pilih kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari (spoken words), e.g. jam empat sore (16.00 WIB), 15-ribu rupiah (Rp 15.000), dll.

2.Sign-Posting. Sebutkan jabatan, gelar, atau keterangan sebelum nama orang. Atribusi/predikat selalu mendahului nama, e.g. Ketua DPR –Agung Laksono— mengatakan

3.Stay away from quotes. Jangan gunakan kutipan langsung. Ubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, e.g. Ia mengatakan siap memimpin demo (“Saya siap memimpin demo,” katanya).

4.Avoid abbreviation. Hindari singkatan atau akronim, tanpa menjelaskan kepanjangannya lebih dulu, e.g. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri –BEM UIN—Jakarta menggelar… (Ketua BEM UIN Jakarta –Fulan—mengatakan…).

5.Subtle repetition. Ulangi secara halus fakta-fakta penting seperti pelaku atau nama untuk memudahkan pendengar memahami dan mengikuti alur cerita, e.g. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mengatakan… Menurut Presiden…. Kepala Negara juga menegaskan….

6.Present Tense. Gunakan perspektif hari ini. Untuk unsur waktu gunakan kata-kata “kemarin”, “hari ini”, “besok”, “lusa”, bukan nama-nama hari (Senin s.d. Minggu). Mahasiswa UIN Bandung melakukan aksi demo hari ini… Besok mereka akan melanjutkan aksi protesnya.

7.Angka. Satu angka (1-9) ditulis pengucapannya. Angka 1 ditulis “satu” dst. Lebih dari satu angka, ditulis angkanya. Angka 25 atau 345 jangan ditulis: duapuluh lima, tigaratus empatpuluh lima. Angka ratusan, ribuan, jutaan, dan milyaran, sebaiknya jangan gunakan nol, tapi ditulis: lima ratus, depalan ribu, 15-juta, 145-milyar.

8.Mata uang. Ditulis pengucapannya di belakang angka, e.g. 600-ribu rupiah (Rp 600.000), 500-ribu dolar Amerika Serikat (US$ 50.000)

TANDA BACA KHUSUS
1.Dash. tanda garis pisah (–) untuk sebelum nama atau kata penting atau butuh penekanan.
2.Punctuation. Tanda Sengkang, yaitu tanda-tanda pemenggalan (-) untuk memudahkan pengucapan singkatan kata yang dieja. M-U-I, B-A-P, W-H-O, P-U-I, dsb.
3.Garis Miring. Jika perlu, gunakan garis miring satu (/) sebagai pengganti koma atau sebagai tanda jeda untuk ambil nafas, garis miring dua (//) untuk ganti titik, dan garis miring tiga (///) untuk akhir naskah.

Contoh:
MENJELANG PEMILU 2009/ SEDIKITNYA SUDAH 54 PARTAI POLITIK/ MENDAFTARKAN DIRI KE DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM// MEREKA AKAN DIVERIFIKASI UNTUK IKUT PEMILU// MENURUT PENGAMAT POLITIK –ARBY SANIT/ BANYAKNYA PARPOL ITU MENUNJUKKAN ANIMO ELITE UNTUK BERKUASA MASIH TINGGI///

PRODUK JURNALISTIK RADIO
1.Copy – Berita pendek, durasi 15-20 detik. Biasanya berita penting, harus cepat diberitakan, disampaikan di sela-sela siaran (breaking news) atau program reguler insert berita (news insert) tiap menit 00 tiap jam misalnya. Berupa Straight News.
2.Voicer – Laporan Reporter. Terdiri dari pengantar (cue) penyiar di studio dan laporan reporter di tempat kejadian, termasuk sound bite dan/atau live interview.
3.Paket. Panjangnya 2-8 menit. Isinya paduan naskah berita, petikan wawancara (soundbite).
4.Feature. Durasi 10-30 menit. Paduan antara berita, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan rekaman suasana (wildtracking). Membahas tema tertentu yang mengandung unsur human interest. Bisa pula berupa dokumenter (documentary).
5.Vox Pop. Singkatan dari vox populi (suara rakyat). Berisi rekaman suara opini masyarakat awam tentang suatu masalah atau peristiwa.

Cue: Menjelang Pemilu 2009, sedikitnya sudah 54 partai politik mendaftarkan diri ke Departemen Hukum dan HAM, guna diverifikasi sehingga bisa ikut Pemilu. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang banyaknya parpol tersebut, berikut ini petikan wawancara kami dengan beberapa warga masyarakat:
Sound Bite : 1. “Bagus lah, biar banyak pilihan…” 2. “Saya sih mau golpu aja, gak ada partai yang bagus sih menurut saya mah…” 3. “Saya akan setia pada parpol pilihan saya, tidak akan kepengaruh oleh parpol baru, belum tentu lebih bagus ka…” dst.

NEWS PROGRAM
1.Buletin (Paket berita) – Berisi rangkaian berita-berita terkini (copy, straight news) –bidang ekonomi, politik, sosial, olahraga, dan sebagainya; lokal, regional, nasional, ataupun internasional. Durasi 30 menit atau lebih.Durasi bisa lebih lama jika diselingi lagu dan “basa-basi” siaran seperti biasa.
2.News Insert – insert berita.Berisi info aktual berupa Straight News atau Voicer. Durasi 2-5 menit bergantung panjang-pendek dan banyak-tidaknya berita yang disajikan. Biasanya disajikan setiap jam tertentu. Bisa berupa breaking news, disampaikan penyiar secara khusus di sela-sela siaran non-berita.
3.Majalah Udara — Berisi straight news, wawancara, dialog interaktif, feature pendek, dokumenter, dan sebagainya.
4.Talkshow – Dialog interaktif atau wawancara langsung (live interview) di studio dengan narasumber, atau melalui telepon.

TEKNIK RADIO REPORTING


A. PRE-REPORTING PREPARATION
1.Check and Re-Check kebenaran event atau topik yang menjadi subjek laporan. Mencakup waktu tempat, waktu, dan narasumber.
2.Lakukan riset bahan melalui telepon, internet ataupun media lainnya. Misal: acara acara sebelumnya.
3.Persiapan personal dan teknis.

B. ON LOCATION
1.Kumpulkan semua informasi dan data awal yang didapat dari lapangan, apa saja yang harus dikatakan dibuat maping atau poin poin.
2.Get ambiance of the venue (dapatkan suasana tempat). Pilih latar belakang yang bagus (tidak bising tapi tetap terdengar suara latar/audience)
3.Pastikan tidak menghadapi kendala teknis ketika “on air”. Penyiar di studio harus menyiapkan list lagu dan intro berita yang akan disiarkan langsung.
4.Bekerjalah dengan efektif dan efisien, jangan ada pertanyaan yang bertele-tele.

C. 30 DETIK SEBELUM ON AIR
1.Pastikan Anda merasa nyaman dengan suasana tempat untuk melaporkan dan nyaman dengan diri sendiri.
2.Memiliki semua materi siaran dan menguasainya.
3.Percaya diri dengan penampilan.
4.Fokus pikiran pada materi laporan.
5.Menghafal atau pointers
6.Gunakan bahasa yang efektif dan tepat non verbal (meniru, gerakan, gerakan kepala, dan tersenyum.


•Pertanyaannya: Mencakup 5W 1H (What, Where, When, Who, Why, How). Pertanyaan secara umum dan tidak bertele-tele.

•Narasumber: Ketua pelaksana acara atau orang yang mengetahui keseluruhan acara (konfirmasi akan melakukan live report).

•Telepon: Pastikan telepon yang digunakan dalam keadaan baik (sinyal, pulsa, batre)

•Koordinasi dengan penyiar di studio: Persiapan di studio (telepon, mic, mixer)

•Peralatan yang harus disiapkan reporter: 2 HP, Headset, buku catatan, pulpen, ID Card, dan berpakaian rapi)

•Theatre of Mind: Dalam melaporkan suatu peristiwa, reporter harus berusaha memvisualisasikan peristiwa itu agar terciota imajinasi kejadian sebenarnya dalam benak pendengar. Menciptakan imajinasi dalam benak pendengar baru bisa tercipta apabila reporter bisa membangkitkan emosi pendengar. Reporter harus mengerti bagaimana memainkan intonasi dan aksentuasi (penekanan suku kata/kalimat). Reporter juga harus pandai memenggal kata (phrasing), karena kemampuan seseorang untuk menyimak melalui telinga maksimal hanya 20-22 kata. Jika lebih dari itu, maka pendengar akan kesulitan menyimak apa yang disampaikan oleh reporter

•Diusahakan di ruang studio tidak hanya ada 1 penyiar, tapi ada 1 orang lagi yang mengurus teknis

PERALATAN DALAM PENYIARAN RADIO

Berikut ini merupakan alat (Peralatan) yang biasanya dibutuhkan oleh stasiun radio dalam menyiarkan siaran mereka, memang tak harus selengkap alat ini, semua kembali kepada kebutuhan dari stasiun radio itu sendiri.

Audio Mixer
adalah alat untuk mengatur sinyal elektrik dari microphone studio, tape recorder, dan sinyal prosesor. Operator menggerakan isarat ini dengan knob/tombol, kemudian mengarahkan kembali sinyal ke tape recorder, sinyal prosesor, dan monitor power amplifier. 

Microphone
Microphone adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghantarkan getaran suara kepada out speaker. Maka ujung tombak pengeras suara adalah microphone, benda ini dapat dikunjungi dengan beberapa macam istilahnya ada yang mono dan stereo, berkaki dua dan empat, basic dan wireless, microphone classic dan moderen, microphone buat rekaman hingga microphone yang sering digunakan untuk adzan di musola. 
Komputer
Komputer adalah media informasi dengan memasukan input dan memproses data dengan mengeluarkan hasil output yang kita inginkan dan bekerja secara otomatis. Dikerjakan dengan software atau applikasi dan tersimpan melalui media penyimanan data.

Software
MATRIX AUTOMATION RADIO SOFTWARE 
MATRIX adalah sebuah automation software yang telah banyak digunakan di beberapa radio di Indonesia ). Disain sistem dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan radio di Indonesia. Paket software ini terdiri dari 6 Modul (6 Software) diantaranya : 
Modul OnAir, Modul Traffic, Modul Music Director, Modul Produksi, Modul SMS dan Modul News.
Headphones
Fungsi headphone adalah untuk mendengarkan aktifitas yang sedang mengudara. Sehingganya penyiar diwajibkan untuk menggunakan headphones disaat siaran berlangsung. Headphones juga sengaja diadakan untuk mengantisipasi brooming jika kita menggunakan speaker kontrol yang biasa, mengingat dalam ruangan tersebut microphone juga aktif ketika anda menyiar. Jangan lupa perhatikan tanda L dan R di speaker headphones. tanda L berarti LEFT yag artinya posisi di telinga kiri dan R berarti RIGHT yang berarti digunakan di telinga kanan.
Hybrid Telepon
Hybrid adalah sebuah alat yang mengkonversi sambungan telepon biasa ke mixer siaran anda. Hal ini membuatan anda bisa berkomunikasi langsung dengan pendengar. Anda juga harus bisa mengenali alat tersebut, biasanya hybrid diaktifkan sebelum fader mixer digeser keatas, hal ini mengantisipasi adanya bunyi yang tidak diinginkan terdengar oleh pendengar.

Compact Disk
CD adalah media penyimpanan lagu-lagu. Walaupun zaman sekarang radio sudah memakai komputer dan software untuk memutar lagu, tetapi CD sangat bermanfaat jika computer tiba-tiba hang. CD bisa menutupi keadaan dead air.

Kaset
Kaset adalah sebuah benda yang terbuat dari bahan campuran plastik yang berisi gulungan pita karbon yang bisa menyimpan hasil rekaman suara maupun gambar. Dahulu kala, sebelum ada CD dan software, radio menggunakan media kaset untuk memutarkan lagu.

Radio Tape dan CD player
Alat ini sangat membantu jika computer hang. Tinggal masukkan CD atau kaset ke dalamnya.
FLASHDISK
Fungsi dari Flash disk adalah sebagai media penyimpanan data. USB flash drive adalah alat penyimpanan data memori flash tipe NAND yang memiliki alat penghubung USB yang terintegrasi. Flash drive ini biasanya berukuran kecil, ringan, serta bisa dibaca dan ditulisi dengan mudah. Jika file lagu yang ada di dalam computer tidak lengkap, bisa memasukkan lagu yang ada di dalam flashdisk.

Modem
Modem adalah singkatan dari modulator-demodulator yaitu alat yang digunakan untuk menghantar dan menerima data dari sebuah PC ke PC lainnya melalui kabel telephone. Modem adalah alat yang bertugas untuk menukar data dari bentuk digital ke analog dan sebaliknya. Dengan adanya internet, dunia siaran akan terbantu, karena script writer biasanya mencari bahan berita dari internet. Penyiar juga bisa mendapatkan bahan obrolan dari internet. Bahkan siaran radio dapat didengarkan oleh seluruh dunia dengan proses streaming.
Antena 
Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara. Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energy elektromagnetik ke udara / ruang bebas)
Sistem Komputerisasi Studio Radio & Pengarsipan Digital Siaran Radio 
merupakan sistem aplikasi untuk mendukung operasional stasiun radio mulai dari pengelolaan Program Siaran, Perencanaan Siaran, Pelaksanaan Siaran [On-Air], Pengelolaan Berita / Informasi dan Lagu, Produksi Audio, Pengelolaan Iklan, Perekaman Siaran, Pemancaran Siaran melalui Internet [Audio Streaming] dan Pengelolaan Sumberdaya [SDM, Asset, Keuangan, dll].
STL ( Studio Transmitter Link)
STL berguna untuk memancarkan program siaran dari studio ke pemancar dengan lokasi yg berbeda. Kami Desain dengan system dual conversi untuk kepekaan dan selektifitas yang handal, tersedia dalam mode manual dan LCD Display
Pemancar FM
Tujuan dari pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih sinyal input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan. Dalam bentuk sederhana dapat dipisahkan atas modulator FM dan sebuah power amplifier RF dalam satu unit. 
Sebenarnya pemancar FM terdiri atas rangkaian blok subsistem yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu:
  • FM Exciter
FM exciter merubah sinyal audio menjadi frekuensi RF yang sudah termodulasi. Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter adalah untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang pembawa dengan satu atau lebih input (mono, stereo, SCA) sesuai dengan standar FCC. Gelombang pembawa yang telah dimodulasi kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke level yang dibutuhkan oleh tingkat berikutnya.
  • Penguat (bahasa Inggris: Amplifier)
Adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara (yang telah dinyatakan dalam bentuk arus listrik) pada bagian inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian outputnya.
  • Catu daya (power supply) 
Merubah input power dari sumber AC menjadi tegangan dan arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap subsistem
  • Transmitter Control System memonitor, 
Melindungi dan memberikan perintah bagi tiap subsistem sehingga mereka dapat bekerja sama dan memberikan hasil yang diinginkan
  • RF lowpass filter 
Membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari output pemancar
  • Directional coupler 
Mengindikasikan bahwa daya sedang dikirimkan atau diterima dari sistem antena

Kabel koaksial
Kabel Koaksial adalah media penyalur atau transmitor yang bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyal – sinyal listrik. Kabel ini memiliki kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar, sehingga sanggup mentransmisi kelompok kanal frekuensi percakapan atau program televisi. Kabel koaksial biasanya digunakan untuk saluran interlokal yang berjarak relatif dekat yakni dengan jarak maksimum 2.000 km. dengan adanya kabel, semua kegiatan penyiaran dapat tersambung dan tersiar dengan baik.

RADIO TIDAK BOLEH MATI

Media dewasa ini adalah makhluk Tuhan yang paling seksi. Semua orang berharap memiliki medianya sendiri yang dapat menyuarakan kepentingannya. Dengan rekayasa sedemikian rupa, media memiliki kekuatan yang dapat mengajak masyarakat sebagai penontonnya untuk bergerak dari kursi penonton, turun ke jalan-jalan mengeksekusi isu-isu sosial yang sedang hangat di media. Jikalau produk-produk perusahaan dapat menarik pelanggannya melalui iklan di media, maka begitu juga dengan ide-ide perubahan dan ajakan untuk kritis terhadap fenomena sosial tentu pasti akan memiliki kekuatan tersendiri di dalam masyarakat jika disuarakan melalui media. Media di zaman modern dipercaya sebagai salah satu kekuatan utama dalam mempromosikan serta melestarikan budaya.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tidak dipungkiri lagi radio adalah media yang paling berpengaruh di Indonesia. Setidaknya gelar itu pernah tersemat di saat radio menjadi pahlawan di negeri ini lantaran perjuangannya menyebarkan berita ke seluruh dunia bahwa nusantara belum habis dan masih memegang kemerdekaannya disaat agresi belanda II di tahun 1948. Jauh sebelum itu pun radio juga berperan penting menyuapi informasi tentang dinamika perang dunia ke telinga Indonesia. Kala itu, berita jatuhnya imperium Jepang oleh bom atom Amerika memberi inspirasi pemuda untuk memerdekakan bangsanya dari penjajahan.
Namun di era orde baru, radio sempat vakum eksitensinya. Radio, dengan begitu juga termasuk kebebasan berekspresi, dibungkam agar tidak sewenang-wenang menyampaikan informasi.
Indonesia pasca reformasi menandakan awal baru disaat radio kembali tumbuh dan menjadi media alternatif bagi masyarakat. Tidak hanya memberi informasi terkini tetapi juga menghibur, dan menjadi alat pendidikan bagi masyarakat. Inilah momentum kita untuk mengangkat pahlawan itu kembali dengan harapan suara ajaibnya mampu menyuarakan suara yang tidak terdengar selama ini, yaitu suara orang-orang terpinggirkan masyarakat kelas bawah dalam satu semangat bernama jurnalisme demokratis independen.
Tantangan Radio di Era Globalisasi
Keluaran dari organisasi penyiaran radio adalah siaran. Setiap mata acara siaran direncanakan, diproduksi, dan disajikan kepada pendengar dengan isi pesan yang bersifat informatif, edukatif, persuasif, stimulatif, dan komunikatif.(Wahyudi, 1994:7).[1]
Namun seiring berjalannya waktu, radio pun tidak terlepas dari pengaruh globalisasi yang senantiasa berubah bahkan dalam hitungan detik sekalipun. Masyarakat adalah faktor utama dalam perkembangan radio serta indeks yang menentukan hidup matinya sebuah stasiun radio. Sudah menjadi sifat dasar manusia akan keperluannya dengan hiburan yang nyata menghibur dan kehausan akan informasi aktual, maka manusia pun dengan sendirinya akan lebih tertarik dengan media yang dapat memuaskan dua sifat dasar tersebut.
Maka sudah lumrah kita lihat dimana-mana orang akan menonton televisi dan mengakses internet ketimbang mendengar radio. Topik pembicaraan masyarakat pun berkisar seputar isu-isu yang hangat di tampilkan di televisi dan internet. Singkatnya, radio kini telah ditinggalkan oleh masyarakat.
Tidak sampai disitu, terkadang, banyak juga masyarakat yang memilih tetap setia mendengar radio karena berbagai alasan. Namun, keadaan yang mendesak membuat produser radio tidak lagi idealis dan lebih memilih untuk membuat program radio yang dapat menghasilkan uang untuk bertahan hidup. Maka masuklah program-program radio yang tidak mendidik, dependen, dan tidak kritis. Karena kehilangan dinamika, radio pun dianggap telah tua serta mulai ditinggalkan bahkan oleh pendengar-pendengar yang idealis.
Instrumen Pertahanan Diri Radio
Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pekerja-pekerja kreatif di bidang radio untuk meneruskan budaya radio di negara kita tercinta juga untuk bertahan hidup dari gempuran keras badai globalisasi.
Yang pertama tentunya adalah isu finansial yang menjadi isu utama dimana-mana. Orang menjadi professional di zaman ini dengan uang, terkadang bukanlah istilah yang sepenuhnya salah. Namun uang bukanlah segalanya, juga bisa diyakini tidak sepenuhnya salah pula. Percuma jika sebuah lembaga memiliki kucuran dana yang banyak jika kakinya terkungkung, diatur apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh keluar dari ruang rekaman.
Maka peran pihak ketiga dapat menjadi bantuan besar bagi keberlangsungan jurnalisme radio yang kreatif dan independen. Pihak ketiga ini yang juga pandai-pandai pihak stasiun radio untuk mencari perhatian Mereka adalah mereka yang ingin memberi sebagian dananya cuma-cuma. Orang-orang seperti itu dikenal dengan istilah Filantropis.
Berbicara dana sumbangan filantropis, Patrice Schneider, Chief Strategy Officer di Media Development Loan Fund mengatakan bahwa Amerika adalah negara terdepan yang memiliki media yang didanai melalui dana filantropi. Sejak tahun 2005, lebih dari 250 juta dolar telah dikucurkan untuk perusahaan-perusahaan nirlaba.[2]
Maka tidak heran mengapa hari ini Amerika menjadi kiblat dunia bagi media independen yang berlimpah kekayaan dan kreatif pula. Michael Maness, wakil presiden jurnalisme dan inovasi media di Knight Foundation Amerika Serikat mengatakan bahwa kegiatan pendanaan filantropi merupakan alat yang berguna untuk mempertahankan jurnalisme yang kreatif.[3]
Dana yang berasal dari dana bantuan filantropi, yaitu dana yang tidak memihak serta tidak meminta imbalan apapun membuat media seperti stasiun radio yang bersangkutan tidak terikat dan tidak memiliki beban apapun untuk memproduksi acara dan berani menceritakan berita apapun. Dengan begitu, maka radio telah memberi andil yang besar untuk kemajuan jurnalisme yang independen dan berpihak kepada masyarakat. Radio yang memiliki dana yang independen tanpa terikat oleh pihak tertenu akan memiliki variasi program siaran yang lebih kreatif karena tidak disibukkan dengan memikirkan kemampuan finansial yang terbatas.
Kemudian faktor lain yang perlu diperhatikan juga oleh pelaku media kreatif seperti stasiun radio adalah inovasi, jiwa dari lembaga jenis apapun. Tanpa inovasi dan kreativitas maka radio hanya akan menjadi cerita lama yang usang yang tidak layak lagi di konsumsi oleh indera pendengar manusia modern.
Salah satu hal yang perlu di tambahkan adalah bagaimana radio yang selama ini hanya dapat berkomunikasi satu arah dengan audience-nya agar dapat meremajakan progam nya dengan menyediakan sarana komunikasi dua arah. Jika stasiun-stasiun radio bersangkutan sudah memiliki program serupa, maka buatlah Ia semakin intens. Salahsatu alternatif adalah meng-online-kan radio menjadi radio streaming seperti yang sekarang mulai menjamur dimana-mana.
Radio Sebagai Instrumen Tambahan Bagi Media Lainnya
Lalu apa manfaatnya jika radio masih bertahan dan terus dilestarikan? Bukankah dunia semakin maju sehingga kebutuhan manusia akan informasi dan hiburan pun bergeser kepada media yang dapat memenuhi tidak hanya indera dengar saja. Kita mungkin lupa bahwa fungsi radio bukan hanya sebatas pemberi informasi dan menghibur pendengarnya. Banyak fungsi-fungsi lain yang dijalankan oleh radio.
Misalkan saja radio komunitas yang fungsinya dapat dijalankan untuk meredam konflik antar etnis di dalam sebuah daerah. Radio memainkan peran penting karena tidak semua daerah di Indonesia yang dapat terjangkau oleh media cetak, televisi, dan internet. Apalagi, dengan radio komunitas mereka dapat menyuarakan pendapat mereka tentang daerahnya sendiri sehingga tidak ada suara-suara sumbang dari luar yang dapat memecah belah persatuan mereka.
Selain itu, radio juga memberi arti penting bagi perkembangan dunia komunikasi dimana seni berbicara untuk menarik perhatian orang terus berkembang di dalam dunia penyiaran radio, dan secara tidak langsung memberi andil untuk media lain seperti dunia pertelevisian, media cetak dan lainnya.
Dari pemaparan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa radio tidak boleh dibiarkan mati. Walautrend-nya kini telah terkikis zaman, namun radio juga memberi andil bagi dinamika ekonomi dan aspek-aspek lainnya walau kecil. Semoga radio dapat terus dilestarikan dan dikembangkan oleh tidak hanya pemerintah namun juga seluruh elemen masyarakat yang peduli akan keberlangsungan media kreatif yang independen tidak memihak dan dapat menyuarakan keluh kesah masyarakat.
Referensi:
[1] Wahyudi dalam Novi Siti Kusuji Indrastuti, “Alih Kode dan Campur kode dalam siaran radio: Analisis Sosiolinguistik”, hal 2 Jurnal Sabena diaksestanggal.ugm.ac.id No. V. 1997.Universitas Gadjah Mada.
[2] Future Media Lab.(6-7 November 2012). Creative Funding for Creative Media. The first European conference on innovative funding solutions for Europe’s media sector.Ghent, Belgia.
[3] Ibid.