This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

BEDA ANTARA PENYIAR, ANNOUNCER, PRESENTER, MC, DAN PEMBAWA ACARA



Penyiar, Announcer, Presenter, MC (Master of Ceremony), dan Pembawa Acara (PA) merupakan profesi yang membutuhkan keterampilan (skill) public speaking. Mereka sama-sama public speaker, pembicara publik, atau orang yang berbicara kepada orang banyak.
Berikut ini penjelasan masing-masing profesi sekaligus perbedaan antara Penyiar, Announcer, Presenter, MC (Master of Ceremony), dan Pembawa Acara (PA).
Announcer, Continuity Announcer

Terjemahan “resmi” announcer memang penyiar radio (radio announcer), namun ada satu profesi yang khusus disebut announcer, tapi bukan penyiar, yaitu orang yang bertugas mengumumkan (to announce) beragam informasi atau pengumuman, misalnya di sebuah “audio land” petugas informasi di mall, supermarket, pameran, bazar, Pengumuman Pramugari di Pesawat Udara, atau Kereta Api, Penyampai Pengumuman di Stasiun Kereta Api, atau pemandu di arena balapan. Orang yang mengumumkan petinju atau pegulat yang akan bertarung juga disebut announcer.

Auction – Master

Pembawa acara yang satu ini, juga bertugas untuk memimpin acara lelang, biasanya lukisan atau benda seni lainnya yang bertujuan untuk kegiatan amal atau kegiatan social.

Compare

Selain bertugas sebagai PEMIMPIN ACARA., dia juga harus melakukan perbandingan isi pembicaraan atau thema dengan berbagai hal atau yang erat kaitannya dengan thema program.

DUBBING dan DUBBER/Sulih Suara

Dubbing dalam bahasa Indonesia adalah sulih suara yaitu mengisi suara peran di film atau mengganti suara asli film itu dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Sedangkan dubber dalam bahasa Indonesia adalah Penyulih Suara/ Pengisi Suara. Jadi dubbing adalah proses pengisian suara sedangkan dubber adalah pelaku atau orang yang mengisi suara. Dubbing atau pengisian suara terbagi dalam 4 jenis yaitu: 1. Dubbing film layar lebar (bioskop) lokal. 2. Dubbing Sandiwara Radio misalnya Serial Saur Sepuh yang dulu begitu fenomenal. 3. Dubbing iklan. 4. Dubbing film asing. Di Indonesia dubbing (pengisian suara) film mulai ada seiring saat pertama kali Indonesia memproduksi film layar lebar (bioskop) sementara dubbing iklan pertama kali saat dulu di awal-awal berdirinya TVRI mulai menayangkan iklan di sela-sela acaranya. Sedangkan untuk film asing dubbing pertama kali di era 1980-an saat TVRI menayangkan serial Jepang “Rin” yang kemudian disusul “Oshin” yang saat itu begitu populer.

Entertainer

Adalah setingkat lebih tinggi dari MC, karena adanya tuntutan acara yang mengharuskan seorang entertainer menampilkan kepandaian yang lain misalnya seorang penyanyi yang merangkap sebagi MC. Jenis acara yang di bawakan adalah acara hiburan dengan karakteristiknya yang meriah, semangat dan emosional. Contohnya kongser musik, panggung hiburan dan sebagainya.

Host/Hostess

Pada umumnya dipilih figuran yang telah begitu dikenal atau dekat dengan masyarakat luas. Sehingga ia akan sekaligus berfungsi sebagai TUAN RUMAH/NYONYA RUMAH dari acara yang ia bawakan. Contohnya: Larry King Live, Oprah, Show Imah, Kick Andy, Just Alvin, Sentilan-Sentilun. Dan lain sebagainya.

Interviewer/Pewawancara

Bertugas melakukan wawancara dengan seorang atau lebih nara sumber/ tamu/interviewee

Instructor/Instruktur

Instruktur diambil dari kata instruksi yang berarti perintah tugas untuk dilaksanakan. Istilah ini memang familiar di perusahaan/industri yang menerapkan model kepemimpinan up to bottom. Perintah tanpa boleh ada penyangkalan. Karena itu kita mengenal instruktur senam, instruktur fitness dll. Sebab aktifitas disana harus ditaati dan tidak boleh disangkal. Disangkal berarti kegiatan tidak terlaksana dan bisa jadi fatal akibatnya.

MC (Master of ceremony)

Adalah orang yang bertugas pemandu acara/pembawa acara (PA) dan bertanggung jawab atas kelancaran dan suksesnya suatu acara, acara yang biasa dibawakan menuntut kreativitas dalam inprovisasi dan memungkinkan adanya dialog dengn audiens. Jenis acara yang dibawakan adalah, Sebutan MC lebih ditujukan bagi pemandu acara-acara informal, acara hiburan, acara seni hiburan, eksibisi, dan yang sesuai dengan karekteristikya yang meriah, semangat, dan emosional. Contohya: pameran poto dan pameran elektronik acara hiburan (misalnya konser musik), perayaan ulang tahun, resepsi pernikahan, dan sebagainya. Peran MC dalam sebuah acara antara lain membuka dan menutup acara, mengumumkan susunan acara dan para pembicara atau pengisi acara, mengenalkan pembicara/pengisi acara, membangkitkan antusiasme hadirin, dan sebagainya.

Moderataor/Telangkai

Adalah orang yang mengendalikan, memimpin dan mengarahkan rangkaian pembicaran serta sekaligus wajib memberikan kesimpulan atau hasil dari diskusi dalam forum yang di anggap resmi, misalnya seminar. Biasanya acara yang di bawakan adalah acara-acara yang resmi. Contohnya seminar, lokakarya, diskusi.Moderator memiliki hak penuh untuk mengarahkan seluruh pembicaraan sehingga tidak akan lepas atau lari dari thema yang menjadi pembicaraan.

Motivator

Berasal dari serapan bahasa inggris motivation menjadi motivasi. Motivator adalah orang yang memberi motivasi. Seperti Bong Chandra, Andre Wongso, dll. Mereka adalah para motivator. Jadi jangan heran kalau pekerjaannya adalah “ngomong” di depan publik karena tugas mereka memang untuk memotivasi.

News Reader

Pada umumnya bertugas di stasiun televise atau televise jaringan khusus. Umumnya News Reader hanya bertugas membacakan naskah berita saja, sedangkan tanggung jawab kebenaran isi beritanya, dilakukan bersama-sama dengan kepala redaksi yang bertugas untuk paket program itu.

News Caster

Selain membacakan naskah berita di stasiun televise, seorang News Caster, pada umumnya juga terlibat langsung dalam proses pembuatan berita yang ia bacakan, sehingga ia dapat pula memikul tanggung jawab atas kebenaran isi berita yang ia sampaikan.

Penyiar

Disebut juga Radio Announcer, Radio Host, Radio Personality, atau Radio DJ (Disk Jockey), yaitu orang yang memandu atau membawakan sebuah acara (program) siaran radio, misalnya siaran berita, siaran musik, siaran talkshow, dan sebagainya.Penyiar memang tidak berhadapan langsung dengan pendengarnya, namun hakikatnya ia Public Speaker juga karena berbicara kepada orang banyak (publik), yakni para pendengar.

Presenter/Pemandu Acara

Presenter adalah orang yang membawakan dan menyampaikan sebuah informasi, atau narasi dalam sebuah program acara di stasiun televisi. Seperti program acara berita, kuis, game show, talkshow, acara musik, infotainment, olah raga dan reality show. Di Indonesia identik dengan penyiar televisi (TV Presenter). Penyiar radio juga disebut presenter, yaitu Radio Presenter. Tugasnya “menyajikan/menghadirkan” (to present) sebuah acara (program siaran).

Dalam dunia penyiaran televisi dikenal dua jenis presenter acara, yaitu
1.    Presenter berita (news presenter) Presenter yang bertugas membacakan sebuah berita, tidak terlibat dalam proses peliputan, serta penentu sebuah berita. Materi yang dibacakannya telah disusun dan disiapkan oleh redaksi pemberitaan.

Masing-masing stasiun televisi dalam menyajikan program berita, serta cara presenter dalam membacakan berita, memiliki ciri serta karakter tersendiri, disesuaikan dengan target audience masing-masing stasiun televisi.Pembaca berita (news presenter/penyaji berita) atau sering juga disebut dengan anchor, menjadi citra bagi stasiun televisi. Banyak orang yang lebih suka memilih program informasi pada stasiun televisi tertentu karena alasan pembawa acaranya. Kredibilitas presenter dapat menjadi aset penting suatu stasiun televisi.

2.    Presenter acara (non-news) Presenter yang bertugas membawakan sebuah program acara, namun tidak terlibat dalam konsep, persiapan serta tanggung jawab dan jalannya acara. Acara yang dibawakan telah disiapkan dan diproduksi oleh masing-masing stasiun televisi atau rumah produksi, seperti presenter musik, infotainment dan kuis.
Orang yang mempresentasikan suatu materi presentasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada audiens dan memungkinkan adanya dialog juga bisa disebut presenter, namun tidak lazim disebut demikian. Yang lazim disebut “pemateri” atau “pembicara” saja. Jenis acara yang biasa di bawakan adalah acara yang resmi dengan karekteristiknya yang formal, serius, dan hidmat. Contohnya: seminar, symposium, kongres.
Pembawa acara (PA)

Disebut juga “Pewarah”, yaitu pemandu sebuah acara formal-seremonial. Tugasnya sama dengan MC, namun di acara serePmonial atau acara formal instansi.

Karna sangat terikat pada etika protokoler , dan banyak inprofisasi dalam menghantar acara. Jenis acara yang dibawakan adalah acara resmi. Karakteristiknya adalah : formal , serius, dan hidmat,contohya: pelantikan dan serah terima jabatan.
Protocol

Adalah orang yang melaksanakan tata acara dan tata karma (penghormatan) dengan wicaranya. Jenis acara yang biasa di bawakan adalah acara resmi dengan karakteristiknya yang formal, serius dan hidmat. Contohnya acara kenegaran, upacara kenaikan bendera 17 agustus.

Quiz – Master/Pemandu Acara Quiz

Sesuai dengan namanya, maka seseorang atau lebih, ditugaskan untuk memandu sebagai pembawa acara kuis di televisi, radio maupun panggung umum. Tugasnya tentu saja memimpin kuis dan mengarahkan peserta kuis untuk mematuhi ragam peraturan yang ada, termasuk mengajak penonton untuk tertib.

Reporter

Dalam jaringan siaran televise, pada umumnya diperlukan reporter yang bertugas melaporkan kejadian atau peristiwa, baik langsung maupun rekaman.

Trainer

Trainer berasal dari bahasa inggris train yang berarti melatih, Trainer berarti Pelatih dan Training berarti Pelatihan.

Public Speaker

Semua profesi di atas masuk dalam kategori Public Speaker, pembicara publik, dengan keterampilan utama Public Speaking, orang berbicara untuk atau didepan umum, atau mereka juga bisa berbicara tanpa berhadapan langsung dengan audiens. Namun, Public Speaker lebih dimaknai sebagai “orang yang menjadi pembicara di berbagai forum pengajian, pelatihan, seminar, dan sebagainya”.

Orang yang biasa dijadikan public speker adalah orang-orang yang mempunyai keahlian di bidang tertentu, dan biasanya mereka di anggap ahli di bidangnya masing-masing.
Yang tergolong profesi Public Speaker adalah penceramah, seperti ceramah agama, ceramah ilmiah, ceramah bidang keilmuan tertentu, termasuk trainer, motivator, atau pemateri sebuah pelatihan.
Seorang Public Speaker biasanya mempunyai keahlian di bidang tertentu, seperti ilmu agama (ulama/kyai/da’i), ilmu ekonomi (ekonom, pengamat ekonomi), ilmu politik (politisi, pengamat politik), dan sebagainya.
Semoga Bermanfaat…
                                               

Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif



Penelitian kualitatif (qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan menjelaskan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif,[1] peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpetasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. 
Penelitian kualitatif adalah penelititan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.[2] Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yang pertama yaitu, menggambarkan dan mengungkap ( to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explaim).
Secara garis besar, penelitian dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek. Beberapa aspek tersebut adalah aspek tujuan, aspek metode, dan aspek kajian. Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan dua macam penelitian yaitu, penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian berbeda. Dalam unit ini pemakalah akan menyajikan salah satu dari dua pendekatan penelitian yaitu, penelitian kualitatif dan jenis-jenisnya yang mencakup penelitian kualitatif interaktif dan penelitian kualitatif non interaktif.


Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingakaran alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan[3] fenomena-fenomena bagaimana orang mencari makna daripadanya. Para peneliti kualitatif membuat gambaran yang kompleks, dan menyeluruh dengan deskripsi detail dari kacamata para informan. Beberapa peneliti kualitatif mengadakan diskusi terbuka tentang nialai-nilai yang mewarnai narasi. Peneliti interaktif mendeskripsikan konteks dari studi, mengilustrasikan pandangan yang berbeda dari fenomena, dan secara berkelanjutan merevisi pertanyaan berdasarkan pengalaman di lapangan.

Kualitatif Interaktif
Kualitatif Non Interaktif
Etnografis
Analisis Konsep
Fenomenologis
Analisis Kebijakan
Historis
Analisis Historis
Studi Kasus
Teori Dasar
Studi Kritis



Ada lima macam metode penelitian kualitatif interaktif, yaitu metode etnografis, biasa dilaksanakan dalam antropologi[4] dan sosiologi,[5] metode fenomenologis digunakan dalam psikologi[6] dan filsafat,  studi kasus digunakan dalama ilmu social dan kemanusiaan serta ikmu terapan, teori dasar (grounded theory) digunakan dalam sosiologi, dan studi kritis digunakan dalam berbagai bidang ilmu, metode-metode interaktif ini bisa difokuskan pada pengalaman hidup individu seperti dalam fenomenologi, studi kasus, teori dasar, dan studi kritis, bisa juga berfokus pada masyarakat dan budaya seperti dalam etnografi dan beberapa studi kritikal.

Diantara model umum dari penelitan yang digunakan oleh ilmuan social, etnografi adalah sama dengan antropologi dan secara khusus dengan fungsi teori structural yang bersifat preskriptif. Etnografi terkait dengan konsep budaya (cultural concept). Dengan demikian etnograpi adalah analisis deskripsi atau rekonstruksi dari gambaran dalam budaya dan kelompok (reconstruction of intact cultural scenes and group).[8] Studi  Etnogarafis (ethnographic studies) yaitu mendeskripsikan dan menginter-pretasikan budaya, kelompok sosial atau system. Dalam pendidikan dan kurikulum, difokuskan pada salah satu kegiatan inovasi seperti pelaksanaan model kurikulum terintegrasi, berbasis kompetensi, pembelajaran kontekstual, dsb. Proses penelitian etnografi dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan bend-benda (artifak). Meskipun makna budaya itu sangat luas, tetapi studi etnografi biasanya dipusatkan pada pola-pola kegiatan, bahasa kepercayaan, ritual, dan cara-cara hidup. Hasil akhir akhir penelitian bersifat komperhensif,[9] suatu naratifdeskriptif[10] yang bersifat menyeluruh disertai interpretasi yang mengintergretasikan seluruh aspek-aspek kehidupan dan menggambarkan kompleksitas kehidupan tersebut. Beberapa peneliti juga melakukan penelitian mikro-etnografi penelitian difokuskan pada salah satu aspek saja.

Studi Fenomenologis mempunyai dua makna. Sebagai filsafat sains dan sebagai metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis mencoba mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian sikap, penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut, penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam yang lama dengan partisipan. Pemahaman tentang persepsi dan sikap-sikap informan terhadap pengalaman hidup subyek sehari-hari diperoleh dengan menggunakan wawancara.
Penggunaan pendekatan ini dimulai dengan sikap diam, ditunjukkan untuk menelaah apa yang sedang dipelajari. Cara fenomenologi menekankan berbagai aspek subjektif dari prilaku manusia, selanjutnya peneliti berusaha memahami bagaimana subjek meberi arti terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kehidupannya. Peneliti percaya bahwa berbagai cara manusia untuk menginpretasikan pengalamannya lewat interaksi orang lain.[11]

Studi Historis (historical studies) yakni,meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data primer kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian yang tidak disengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa catatan dan dokumen-dokumen. Penelitian historis menggunakan pendekatan metode dan materi yang mungkin sama dengan penelitian etnografis, tetapi dengan fokus, tekanan dan sistematika yang berbeda. Beberapa peneliti juga menggunakan pendekatan dan metode ilmiah (positivitis) seperti mengadakan pembatasan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan dan analisis data, uji hipotesis dan generalisasi, walaupun sudah tentu dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu. Salah satu ciri khas dari penelitian historis adalah periode waktu: kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilai-nilai kemajuan bahkan kemunduran dilihat dan dikaji dalam konteks waktu.

Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuansistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan kasus lainnya. Suatu kasus dapat terdiri atas satu unit atau lebih dari satu unit, tetapi merupakan satu kesatuan. Kasus dapat satu orang, satu kelas, satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor kecamatan, dsb. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan kearah mendapatkan kesatuan dan kesimpulan.

Penelitian teori dasar atau sering disebut juga penelitian dasar atau teori dasar (grounded theory)merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatkan terhadap suatu teori. Penelitian dilakukan dengan menggunkan kualitatif. Walaupun penelitian kualitatif memberikan deskripsi yang bersifat terurai, tetapi dari deskripsi tersebut diadakan abstraksi atau interensi sehingga diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang mendasar yang membentuk prinsip dasar, dalil atau kaidah-kaidah, kumpulan dari prinsip, dalil atau kaidah tersebut berkenaan dengan sesuatu hal dapat menghasilkan teori baru, minimal memperkuat teori yang telah ada dalam hal tersebut. Penelitian dasar dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, diadakan cek-ricek ke lapangan, studi pembandingan antar kategori, fenomena dan situasi melalui kajian induktif, deduktif dan verifikasi sampai pada titik jenuh. Pada titik ini peneliti memilih mana fenomena-fenomena inti dan mana yang tidak inti. Dari fenomena-fenomena inti tersebut dikembangkan “alur konsep” serta “matriks kondisi” yang menjelaskan kondisi sosial dan historis dan keterkaitannya dengan fenomena-fenomena.

Penyusunan teori dari bawah (TDB) menurut Pandit[12] yang dikutip oleh Moloeng, terlebih dahulu memahami tiga unsur dasar TDB yaitu: konsep, kategori, dan proposisi. Konsep adalah satuan kejadian dasar karena hal itu dibentuk dari konseptualisasi data, bukan data itu sendiri, yang berdasarkan hal itu teori itu disusun. Unsur kedua adalah kategori yang didefinisikan sebagai berikut: kategori adalah kumpulan yang lebih tinggi dan lebih abstrak dari konsep yang mereka wakili. Kategori itu diperoleh melalui proses analisis yang sama dengan jalan membuat perbandingan dengan melihat kesamaan atau perbedaan yang digunakan untuk menghasilkan konsep-konsep yang lebih rendah. Kategori adalah landasan dasar penyusunan teori. Kategori memberikan makna yang olehnya teori dapat diintegrasikan. Kita dapat menunjukkan bagaimana pengelompokkan konsep konsep membentuk kategori dengan jalan melanjutkan contoh yang dikemukakan diatas. Unsur ketiga dari TDB adalah proposisi yang menunjukkan hubungan-hubungan kesimpulan. Antara satu kategori dan konsep-konsep yang menyertainya dan diantara kategori-kategori yang diskrit, unsur ketiga ini dinamakan ‘hipotesis’.[13]

Model penelitian ini berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pasca modern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Para peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin, dll. Peneliti feniminis dan etnis memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah gender dan ras, sedang peneliti pasca modern dan kritis memusatkan pada institusi social dan kemasyarakatan. Dalam penelitian kritis, peneliti melakukan analisis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan penelitian fenimisme. Ada hal yang perlu mendapat perhatian dalam penelitian kritis.

1.1.        Pertama
Penelitian-penelitian kritis tidak bersifat deskrit, meskipun masing--masing mempunyai implikasi metodelogis. Model studinya berbeda dalam tujuan, peranan teori, teknik pengumpulan data, pereanan peneliti, format laporan dan narasinya, meskipun juga ada yang tumpang tindih.

1.2.        Kedua
Penelitan kritis menggunakan pendekatan studi kasus, kajian terhadap suatu kasus (kasus tunggal), kajian yang bersifat mendalam yang berbeda dengan kajian eksperimental atau kajian lain yang bersifat generalisasi maupun pembandingan. Dalam penelitian kualitatif kasus adalah satu kesatuan kasus atau fenomena yang diteliti secara mendalam dan utuh.

Penelitian kualitatif non interaktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Sesuai dengan namanya penelitian ini tidak menghimpun data secara interaktif melalui interaksi dengan sumber data manusia. Melainkan, Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati. Sumber datanya adalah dokumen-dokumen. Ada tiga macam penelitan analitis atau studi non interaktif, yaitu analisis: konsep, historis dan kebijakan.

Analisis konsep merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang diinterpretasikan pengguna atau plaksana secara beragam, sehingga banyak menimbulkan kebingungan, contohnya: cara belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi, wajib belajar, belajar sepanjang hayat dan lain-lain.

Analisis historis menganalisis data kegiatan, program, kebijakan yang telah dilaksanakan pada masa yang lalu. Penelitian ini lebih diarahkan kepada menganalisis peristiwa kegiatan, program, kebijakan, keterkaitan dalam urutan waktu.

Analisis kebijakan menganalisis berbagai dokumen yang berkenaan dengan kebijakan tertentu, kebijakan otonomi daerah dalam pendidikan, ujian akhir sekolah, pembiayaan pendidikan, dsb. Pengkajian diarahkan untuk menemukan kedudukan, kekuatan, makna dan keterkaitan Antar dokumen, dampak, dan konsekuensi-konsekuensi positif dan negatif dari kebijakan tersebut. Penelitian kebijakan memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang lalu atau yang berlalu sekarang, dan diarahkan untuk:
(1)   Meneliti formulasi kebijakan, sasarannya siapa-siapa saja,
(2)   Menguji pelaksanaan suatu program terkait dengan suatu kebijakan,
(3)   Menguji keefektivan dan kefisienan kebijakan.
        
Untuk mengumpulkan data sebagai bahan penelitian ada beberapa metode,
a. Metode yaitu bersifat non interaktif dan interaktif.
Teknik non interaktif meliputi
1.    Teknik pustaka, teknik ini adalah biasanya hanya mengkaji tentang dokumen dan arsip tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian
2.    Teknik simak dan catat, merupakan salah satu teknik penyediaan data, teknik simak dengan dasar cakap dan lanjutannya simak bebas libat cakap, rekam, catat

b. Teknik interaktif
1.    Wawancara mendalam (in-Depth interviewing), Walliman menyatakan “Interviews, because of their flexibility, are a useful method of obtaining information and opinions from expert during the early stages of the research project”. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada informan bersifat open ended dan mengarah kepada kedalaman informasi. Biasanya teknik ini dilengkapi dengan teknik cakap dengan dasar teknik pancing dan lanjutannya semuka.
2.    Diskusi kelompok (Focus Group Discussion)
3.    Pengamatan langsung (direct observation)



Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Citapustaka Media, 2012.
Kamus Besar Bahasa Indonesia

[1] metode pemikiran yg bertolak dr kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan hukum (kaidah) yg umum; penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum; penentuan kaidah umum berdasarkan kaidah khusus. Kamus Besar Bahasa Indonesia
[2] Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012), hlm. 6.
[3] pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis thd sesuatu; tafsiran;
[4] ilmu tentangt manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaannya pd masa lampau;
[5] pengetahuan atau ilmu tt sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat; ilmu tt struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya
[6] ilmu yg berkaitan dng proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pd perilaku; ilmu pengetahuan tt gejala dan kegiatan jiwa;

[7] deskripsi tentang kebudayaan suku-suku bangsa yg hidup; 2 ilmu tentang pelukisan kebudayaan suku-suku bangsa yg hidup tersebar di muka bumi;
[8] Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Citapustaka Media,2012), cet. 5, hlm. 100-101.
[9] bersifat mampu menangkap (menerima) dng baik
[10] menguraikan
[11] Salim & Syahrum, “Metodologi Penelitian”, Hlm. 87-88
[12] Naresh Pandith, The Creation Of Theory: A Recent Application of the Grounde Theory Methode, July 1996 (Internet)
[13] Moloeng, ‘Metodologi Penelitian’, hlm. 72-73